Hai Sobat Bakers!

Belakangan ini, kita semua pasti merasakan dampaknya: harga bahan baku baking makin meroket, terutama tepung. Tepung yang dulunya jadi “sahabat setia” dengan harga stabil, kini ikut naik drastis. Yuk, kita bedah kenapa ini terjadi dan apa yang bisa kita lakukan.

Kenapa Harga Tepung Terigu Makin Pedas?
Kenaikan harga tepung bukan tanpa sebab, Sobat Bakers. Ada beberapa faktor besar yang memengaruhinya:

Harga Gandum Global Melejit: Kita tahu, sebagian besar gandum yang diolah jadi tepung di Indonesia itu diimpor. Nah, harga gandum di pasar internasional lagi tidak bersahabat. Faktor seperti cuaca ekstrem di negara-negara produsen gandum utama (Amerika Serikat, Kanada, Australia, sampai Rusia dan Ukraina), serta konflik geopolitik yang belum usai (misalnya perang di Eropa Timur), bikin pasokan gandum jadi terbatas dan harganya terbang tinggi.
Rupiah Melemah: Kalau nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah, otomatis harga gandum impor jadi makin mahal saat dibeli dengan mata uang rupiah. Ini langsung berdampak ke harga tepung di dalam negeri.
Biaya Logistik & Energi Naik: Ongkos kirim gandum dari luar negeri dan biaya distribusi tepung di dalam negeri juga ikut naik, karena harga bahan bakar dan energi melonjak. Semua biaya ini pada akhirnya dibebankan ke harga jual tepung.
Permintaan Tetap Tinggi: Meskipun harga naik, permintaan tepung terigu di Indonesia tetap tinggi, apalagi menjelang momen-momen spesial seperti Lebaran atau Natal. Ketika pasokan terbatas tapi permintaan banyak, harga otomatis akan terdorong naik.
Kilas Balik Harga Tepung: 2015 – 2025
Supaya Sobat Bakers ada gambaran, ini perkiraan tren harga rata-rata tepung terigu (jenis serbaguna atau protein sedang) per kilogram di Indonesia dari 2015 sampai Mei 2025. Perlu diingat, ini adalah rata-rata, jadi harga di tempat Sobat Bakers mungkin sedikit berbeda tergantung merek, kemasan, dan lokasi toko.

Tahun Perkiraan Harga Rata-rata (IDR/kg) Catatan Penting
2015 Rp 7.800 – Rp 8.500 Harga relatif stabil di kisaran ini.
2016 Rp 8.000 – Rp 9.500 Mulai ada sedikit kenaikan.
2017 Rp 8.500 – Rp 10.000 Harga perlahan merangkak naik, mendekati angka Rp 10.000.
2018 Rp 9.000 – Rp 10.500 Kenaikan stabil terjadi.
2019 Rp 9.500 – Rp 11.000 Menjelang pandemi, harga terus menunjukkan tren naik.
2020 Rp 10.000 – Rp 12.000 Awal pandemi, disrupsi rantai pasok global mulai terasa, namun kenaikan belum terlalu ekstrem.
2021 Rp 10.500 – Rp 13.000 Harga gandum global mulai melonjak signifikan, mendorong harga tepung ikut naik.
2022 Rp 10.800 – Rp 14.000 Puncak kenaikan drastis akibat konflik geopolitik yang sangat memengaruhi pasokan gandum global.
2023 Rp 11.000 – Rp 14.000 Harga stabil di tingkat yang lebih tinggi, mulai ada sedikit penyesuaian pasar.
2024 Rp 12.000 – Rp 15.000 Harga tetap berada di level tinggi.
Mei 2025 Rp 13.000 – Rp 16.000 Berdasarkan pantauan terkini di berbagai wilayah (termasuk Surabaya), harga per Mei 2025 menunjukkan stabilisasi di level yang lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya, terutama untuk merek populer seperti Segitiga Biru.
Tren Umum: Sangat jelas terlihat bahwa harga tepung terigu telah mengalami kenaikan signifikan dan terus-menerus dari tahun 2015 hingga 2025, dengan lonjakan paling tajam terjadi setelah tahun 2020. Ini menunjukkan tantangan besar bagi Sobat Bakers sekalian.

Jurus Ampuh Mengatasi Kenaikan Harga Bahan Baku
Jangan panik, Sobat Bakers! Meskipun harga bahan baku naik, kita tetap bisa berstrategi agar bisnis baking tetap untung.

Hitung Ulang HPP & Sesuaikan Harga Jual:

Kalkulasi Akurat: Jangan malas menghitung ulang Harga Pokok Produksi (HPP) setiap produk Sobat Bakers dengan harga bahan baku terbaru. Ini penting untuk tahu berapa margin keuntungan Sobat Bakers.
Naikkan Harga Bertahap: Kalau memang harus naik harga jual, lakukan secara bertahap. Pertimbangkan berapa persen kenaikannya agar pelanggan tidak kaget. Beri sedikit penjelasan di media sosial atau toko jika kenaikannya lumayan besar.
Manajemen Stok Bahan Baku yang Cerdas:

Stok Optimal: Hindari menimbun terlalu banyak bahan baku (apalagi yang gampang kadaluarsa) karena bisa jadi biaya mati. Tapi jangan juga sampai kekurangan. Sesuaikan stok dengan perkiraan penjualan.
Penyimpanan Tepat: Pastikan tepung dan bahan lain disimpan di tempat yang kering, sejuk, dan kedap udara agar tidak cepat rusak atau berbau. Ini meminimalkan kerugian akibat pemborosan.
Cari & Bandingkan Pemasok:

Diversifikasi: Jangan cuma punya satu langganan! Cari tahu harga dari beberapa pemasok berbeda (toko bahan kue, grosir, agen langsung). Kadang ada perbedaan harga yang lumayan jauh, Sobat Bakers.
Jalin Hubungan Baik: Punya banyak opsi pemasok akan memberi Sobat Bakers keleluasaan untuk mendapatkan harga terbaik atau pasokan saat salah satu pemasok sedang kosong.
Inovasi & Penyesuaian Produk:

Substitusi Cerdas: Apakah ada bahan lain yang bisa Sobat Bakers gunakan sebagai pengganti (parsial) tanpa terlalu mengubah rasa dan kualitas produk akhir? Misalnya, jika harga cokelat premium terlalu mahal, bisakah Sobat Bakers pakai cokelat compound kualitas baik untuk beberapa jenis produk?
Sesuaikan Ukuran atau Porsi: Ini sering disebut shrinkflation. Tetapkan harga jual yang sama, tapi sedikit kurangi ukuran atau berat produk.

Lakukan ini dengan sangat hati-hati agar pelanggan tidak merasa dirugikan.

Fokus pada Produk Best-Seller dengan Margin Tinggi: Identifikasi produk mana yang paling banyak diminati pelanggan dan punya margin keuntungan terbaik. Tingkatkan produksinya dan kurangi produk yang kurang menguntungkan.

Buat Menu Baru: Kembangkan resep baru yang food cost-nya lebih rendah atau menggunakan bahan baku yang harganya lebih stabil. Ini bisa jadi daya tarik baru juga, lho!